BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS

Tuesday, 4 August 2009

Hikmah Kematian

Kehidupan berlangsung tanpa disedari daripada detik ke detik. Apakah kamu tidak menyedari bahawa hari-hari yang kamu lalui semakin mendekatkan kamu kepada kematian sebagaimana juga yang berlaku bagi orang lain? Sepertimana firman Allah Taala yang bermaksud;

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.
Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan.” (QS. 29:57)

Setiap orang yang hidup di muka bumi ini ditakdirkan untuk mati. Tanpa pengecualian, mereka semua akan mati, setiap orang. Saat ini, kita tidak pernah menemukan jejak orang-orang yang telah meninggal dunia. Mereka yang saat ini masih hidup dan mereka yang akan hidup juga akan menghadapi kematian pada hari yang telah ditentukan. Walaupun demikian, masyarakat pada umumnya cenderung melihat kematian sebagai suatu peristiwa yang terjadi secara kebetulan saja. Cuba renungkan seorang bayi yang baru saja membuka matanya di dunia ini dengan seseorang yang sedang mengalami sakaratul maut. Keduanya sama sekali tidak berkuasa terhadap kelahiran dan kematian mereka. Hanya Allah yang memiliki kuasa untuk memberikan nafas bagi kehidupan atau untuk mengambilnya. Semua makhluk hidup akan hidup sampai suatu hari yang telah ditentukan dan kemudian akan mati; Allah menjelaskan dalam Al-Quran tentang perilaku manusia pada umumnya terhadap kematian dalam ayat berikut;

Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya,
maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu,
kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah),
yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata,
lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. 62:8)

Kebanyakan orang menghindari untuk berpikir tentang kematian. Dalam kehidupan moden ini, seseorang biasanya menyibukkan dirinya dengan hal-hal yang sangat menjauhi kematian, mereka hanya berfikir tentang di manakah mereka akan belajar, di perusahaan manakah mereka akan bekerja, baju apakah yang akan mereka gunakan esok pagi, apa yang akan dimasak untuk makan malam nanti, hal-hal ini merupakan persoalan-persoalan penting yang sering kita fikirkan.

Kehidupan diertikan sebagai sebuah proses kebiasaan yang dilakukan sehari-hari. Pembicaraan tentang kematian sering dicela oleh mereka yang merasa tidak nyaman mendengarnya. Mereka menganggap bahawa kematian hanyalah akan terjadi ketika seseorang telah lanjut usia, bahkan seseorang tidak ingin memikirkan tentang kematian dirinya yang tidak menyenangkannya ini.

Sekalipun begitu ingatlah selalu, tidak ada yang menjamin bahawa seseorang akan hidup dalam satu jam berikutnya. Setiap hari, semua orang menyaksikan kematian orang lain di sekitarnya tetapi mereka masih tidak memikirkan tentang hari ketika orang lain menyaksikan kematian dirinya. Tidakkah dia berfikir bahawa kematian itu sedang menunggunya! Ketika kematian dialami oleh seseorang manusia, semua “kenyataan” dalam hidup tiba-tiba lenyap. Tidak ada lagi kenangan akan “hari-hari indah” di dunia ini.

Renungkanlah segala sesuatu yang kamu dapat lakukan saat ini;
Kamu dapat mengerdipkan mata kamu, menggerakkan badan kamu, berbicara, tertawa.
Semua ini merupakan fungsi tubuh kita.

Sekarang renungkan bagaimana keadaan dan bentuk tubuh kita setelah kita mati nanti?
Bermula daripada saat kamu menghembuskan nafas untuk yang terakhir kalinya, kamu tidak ada apa-apa lagi selain “sekujur tubuh”. Tubuh anda yang diam dan terbujur kaku, akan dibawa ke kamar mayat. Di sana, kamu akan dimandikan untuk yang terakhir kalinya. Dengan dibungkus kain kapan, jenazah kamu kemudiannya akan dibawa ke kuburan dalam sebuah keranda. Setelah itu, jenazah kamu akan dimasukkan ke dalam liang lahad, maka tanah akan menutupi kamu. Ini adalah kesudahan hidup seorang manusia. Mulai saat tersebut, kamu hanyalah seseorang yang namanya hanya terukir pada batu nisan di kuburan.

Pada bulan-bulan atau tahun-tahun pertama kematianmu, kuburan kamu akan sering dikunjungi. Seiring dengan berlalunya waktu, hanya sedikit orang yang datang. Beberapa tahun kemudian, tidak ada seorang pun yang datang mengunjungi pusara kamu. Sementara itu, keluarga terdekat kamu akan mengalami kehidupan yang berbeza setelah kematian kamu. Di rumah, ruang dan tempat tidur kamu akan kosong. Bahkan setelah pengebumian jenazahmu, sebahagian barang-barang milik kamu akan disimpan di rumah; baju, kasut, dan lain-lain yang dulu menjadi milik kamu akan diberikan kepada mereka yang memerlukannya. Barang-barang anda di pejabat akan dibuang.

Pada awal tahun pertama kematianmu, beberapa orang masih berkabung akan pemergian kamu kepada Allah Yang Maha Esa. Namun, masa yang bergerak pantas akan mempengaruhi ingatan-ingatan mereka terhadap masa lalu. Empat atau lima tahun kemudian, hanya sedikit orang saja yang masih mengenang kamu. Bahkan tidak lama kemudiannya, generasi baru akan muncul dan tidak ada seorang pun dari generasi kamu yang masih hidup di muka bumi ini. Apakah kamu masih diingat orang atau tidak, hal tersebut tidak ada gunanya lagi.

Sementara semua hal ini terjadi di dunia, jenazah yang dikebumikan akan mengalami proses pembusukkan yang cepat. Setelah seseorang manusia itu dimakamkan, maka bakteria-bakteria dan serangga-serangga berkembang biak pada mayat tersebut; hal tersebut terjadi kerana ketiadaan oksigen. Gas yang dilepaskan oleh jasad ini mengakibatkan tubuh jenazah menggembung, mulai dari daerah perut, yang mengubah bentuk dan rupanya. Buih-buih darah akan meletup dari mulut dan hidung kerana tekanan gas yang terjadi di sekitar diafragma. Selama proses ini berlangsung, rambut, kuku, tapak kaki, dan tangan akan terlepas. Seiring dengan terjadinya perubahan di luar tubuh, organ tubuh bahagian dalam seperti paru-paru, jantung dan hati juga membusuk. Sementara itu, pemandangan yang paling mengerikan terjadi di sekitar perut, ketika kulit tidak dapat lagi menahan tekanan gas dan tiba-tiba pecah, menyebarkan bau menjijikkan yang tidak tertahankan. Mulai dari tengkorak, otot-otot akan terlepas dari tempatnya. Kulit dan jaringan lembut lainnya akan tercerai berai. Otak juga akan membusuk dan tampak seperti tanah liat. Semua proses ini berlangsung sehingga seluruh tubuh menjadi kerangka.

Tidak ada kesempatan untuk kembali kepada kehidupan yang sebelumnya. Berkumpul bersama keluarga di meja makan, bersosial atau memiliki pekerjaan yang terhormat; semuanya tidak akan mungkin terjadi. Alangkah singkatnya, “sekujur tubuh” yang tadinya dapat dikenali; mengalami pengakhiran yang menjijikkan. Di lain pihak, anda – atau lebih tepatnya, jiwa anda – akan meninggalkan tubuh ini segera setelah nafas anda berakhir. Sedangkan sisa dari anda – tubuh anda – akan menjadi sebahagian dari tanah.

Ya, tetapi apakah hikmah semua hal ini terjadi?

Seandainya Allah ingin, tubuh itu tidak akan membusuk seperti kejadian di atas. Tetapi hal ini terjadi kerana padanya suatu hikmah yang tersembunyi yang sangat penting. Akhir kehidupan yang sangat dahsyat yang menunggu manusia; seharusnya menyedarkan dirinya bahawa ia bukanlah hanya tubuh semata-mata, melainkan jiwa yang “dibungkus” dalam tubuh. Dengan lain perkataan, manusia harus menyedari bahawa ia memiliki suatu kewujudan di luar tubuhnya.

Selain itu, manusia harus faham akan kematian tubuhnya - yang ia cuba untuk miliki seakan-akan ia akan hidup selamanya di dunia yang sementara ini. Tubuh yang dianggapnya sangat penting ini, akan membusuk serta menjadi makanan cacing suatu hari nanti dan berakhir menjadi kerangka. Mungkin saja hal tersebut segera terjadi. Walaupun setelah melihat kenyataan-kenyataan ini, ternyata mental manusia cenderung untuk tidak peduli terhadap hal-hal yang tidak disukai atau diingininya. Bahkan ia cenderung untuk menafikan kewujudan sesuatu yang ia hindari pertemuannya. Kecenderungan seperti ini tampak terlihat jelas sekali ketika membicarakan kematian. Hanya kematian tiba-tiba keluarga terdekat sahajalah yang dapat mengingatkannya [akan kematian]. Kebanyakan orang melihat kematian itu jauh dari diri mereka. Anggapan yang menyatakan bahawa mereka yang mati pada saat sedang tidur atau kerana kecelakaan merupakan orang lain; dan apa yang mereka [yang mati] alami tidak akan menimpa diri mereka!

Semua orang berfikir, belum saatnya mati dan mereka selalu berfikir selalu masih ada hari esok untuk hidup. Bahkan mungkin saja, orang yang meninggal dalam perjalanannya ke sekolah atau terburu-buru untuk menghadiri mesyuarat di pejabat juga berfikiran serupa. Tidak pernah terfikirkan oleh mereka bahawa esok hari akan memberitakan kematian mereka. Kemungkinan, ketika kamu membaca artikel ini, kamu berharap untuk tidak meninggal setelah kamu selesai membacanya atau bahkan meredhai kemungkinan tersebut terjadi. Mungkin anda merasakan bahawa saat ini belum waktunya mati kerana masih banyak hal yang harus diselesaikan. Namun demikian, hal ini hanyalah alasan untuk menghindari sebuah kematian dan usaha-usaha seperti ini hanyalah hal yang sia-sia untuk menghindarinya;

Katakanlah: “Lari itu sekali-kali tidaklah berguna bagimu,
jika kamu melarikan diri daripada kematian atau pembunuhan,
dan jika (kamu terhindar daripada kematian)
kamu tidak juga akan mengecap kesenangan kecuali sebentar saja.” (QS. 33:16)

Manusia yang diciptakan seorang diri, haruslah waspada bahawa dia juga akan mati seorang diri. Namun selama hidupnya, dia akan hidup untuk memenuhi segala keinginannya. Tujuan utamanya dalam hidup adalah untuk memenuhi hawa nafsunya. Namun, tidak seorang pun dapat membawa harta bendanya ke dalam kuburan. Jenazah dikuburkan hanya dengan dibungkus kain kapan yang dibuat dari bahan yang murah. Tubuh datang ke dunia ini seorang diri dan pergi dari dunia inipun dengan cara yang sama. Modal yang dapat dibawa seseorang setelah kematian hanyalah 3 perkara; Amal solehnya, sedekah jariah dan doa daripada anak yang soleh.


* Artikel ini diubahsuai daripada website Harun Yahya

sumber: iluvislam

0 comments: