{Aku Hanya Akan Hidup Hari Ini, Hari Ini adalah Kepunyaan Saya}
Inilah harinya aku masih berpeluang untuk mengatakan yang baik-baik sahaja, menghindari bercakap perkara yang dilarang, mengherdik, dan juga memperkatakan keburukan orang lain.
Hanya hari ini aku berpeluang untuk memerhatikan kebersihan tubuhku, kekemasan penampilanku, kehalusan tuturkataku dan perilakuku.
Aku akan berusaha sekuat tenaga untuk taat kepada Allah, mengerjakan sembahyang yang sesempurna mungkin, membekali diri dengan sembahyang sunat, berpegang teguh pada ajaran Al-Quran, mencatat segala yang mendatangkan manfaat buatku.
Aku hanya mempunyai hidup yang pasti hari ini, sebab itu aku akan menanamkan dalam hatiku semua nilai keutamaan dan mencabut darinya pohon-pohon kejahatan serta ranting-rantingnya yang berduri tidak kira sifat takbur, ujub, riya’, buruk sangka dan lain-lain.
Hanya hari ini aku akan menghirup udara kehidupan maka aku akan berbuat baik kepada orang lain dan menghulurkan tangan kepada sesiapa pun. Aku akan menziarahi mereka yang sakit, menghantar jenazah, menunjukkan jalan yang benar bagi yang tersesat, memberi makan kepada orang yang lapar, menolong orang yang sedang kesusahan, membantu orang yang dizalimi, meringankan penderitaan orang yang lemah, mengasihi mereka yang menderita, menghormati orang-orang alim, menyayangi kanak-kanak dan berbakti kepada ibubapa.
Aku hanya akan hidup hari ini maka aku akan mengucapkan:-
”Wahai masa lalu yang sudah berlalu dan selesai, tenggelamlah kamu seperti tenggelamnya mataharimu. Aku tidak akan menangisi pemergianmu, dan kamu tidak akan melihatku termenung sebentar pun untuk mengingatimu. Kamu sudah meninggalkan kami samua, pergilah dan jangan kembali lagi”
”Wahai masa depan, engkau masih dalam keghaiban. Maka aku tidak akan bermain dangan khayalan dan memperjudikan nasib dangan hanya satu agakan. Aku juga tidak bakal memburu sesuatu yang belum tentu ada, sebab esok hari mungkin tidak ada sesuatu; esok hari adalah sesuatu yang yang belum diciptakan dan tidak ada satu pun darinya yang dapat disebutkan”.
________________________________________
* Petikan dari buku La Tahzan oleh Dr. 'Aidh Abdullah Al-Qarni.
Tuesday, 12 January 2010
Kamus Kebahagiaan
Posted by amn077 at 20:11
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment